NASI/MIE GORENG
* Pak Pele, Pojokan Alun-alun Lor
* Depan Pasar Kolombo, Jl. Kaliurang Km 7.5
* Nasi Goreng Batas Kota, Depan Gedung Wanita
* Mie Goreng Depan Kadin, Depan Bioskop Permata
* Mie Goreng, Terminal Terban
* Mie Goreng Pak Kribo, Depan Hotel Sri Manganti, Rahayu
* Sego Goreng Perumahan Banteng (Jl. Kaliurang masuk kekanan? terus belok utara)
* Lor Tugu (wetan/timur dalan/jalan karo/dan kulon/barat dalan/jalan)
* Bakmi Mundiyo (Jl. Ibu Ruswo pas pertigaan)
* Bakmi Pak Tris, Jl. Kemetiran Kidul, Ngebuk
* Doring, prapatan pojok beteng kulon ngalor.
* Bakmi Pak Rebo, dekat fotokopi Sambas.
* Nasi goreng Depan SMA 7
* Nasi goreng Miroso wetan Galeria
* Wirosaban sebelah timur perempatan sebelum rumah sakit wirosaban, murah enak
* Nasi Goreng kambing jalan Magelang
* Mie Jakarta, depan RS. Bethesda, Jl. Sudirman
SATE/TONGSENG
* Sate Samirono semua cabang
* Djono Jogja, Jl. Sagan Baru
* Tongseng Depan Masjid, Perum Purwomartani ,Kalasan
* Mlati (lapangan Mlati ngulon-ono pertigaan-cedak wit Ringin)
* Cak Kowie Ngarep Gedung wanita Tama
* Depan Dolog ( kalo’ pagi jualan nangka, cedake Darmi mangkal)
* Sate Sapi Jl. Godean ( Perempatan Ring Road PM Demak ijo ngulon terus-ngarep POM BENSIN )
* Sate Sapi Kota Gede – Alun-alun Karang, Kotagede (yang pertama) atau saudaranya, timur Toms Silver, pertigaan ke kota gede ke kanan(dari arah terminal Umbulharjo).
* Sate Ngaglik di depan kec, Ngaglik Jakal km. 9
* Sate Meduro Cak Fa’i, jalan Sultan agung, cedak protelon bangjo jalan Taman Siswa
* Pak Udin, depan Pabrik Cerutu Tarumartani
* Pak Udin, Taman Garuda, seberang Hotel Garuda
* Sate Pak Amat, Jl. Sultan Agung
* Sate Padang, depan Hotel Century, dekat tapal batas Yogya
* Lidah Kambing Goreng, Jl. Kaliurang Km 7 – pasar Colombo
SOTO-SOTO
* Soto Sulung Cak H. Kowie, Depan Gedung Wanita
* Soto Sulung Umbulharjo
* Soto Kudus Mandala Krida
* Soto Pak Soleh, Jl. Gampingan/Tegal rejo
* Soto Gamping (pertigaan gamping-ring road barat, ke barat sedikit terus ke utara, pokoke ning kulon rel sepur tengah sawah)
* Soto Taman sari
* Soto Sawah (Mirota Godean Ngidul)
* Soto Sulung Stasiun Tugu (iki soto sulung pertama di Jogja!)
* Soto Pak Marto dekat perempatan TamanSari Yk dan semua cabangnya.
* Soto Pak Tembong, perempatan Apotik Hayam Wuruk (Bausasran)
* Soto Ayam Pasar Kembang
AYAM GORENG/PECEL LELE
* Ayam Goreng Suharti
* Wartend pinggir selokan dekat Pos Polisi UGM
* Wartend deket Biologi, UGM
* Wartend Depan Menwa IAIN
* Ninit, Jl. C. Simanjuntak.
* Wartend depan Pertanian UGM
* Ayam Goreng Suka-suka, Jl. Kaliurang Km 6
* Wetan Ambarukmo (Wetan Saung Kabayan mlebu ngalor)
* Ayam Goreng Mbok Sabar, Jl. Jagalan
GADO-GADO/LOTEK
* TETEG, bawah Jembatan layang (sekarang pindah seberang jalan, dekat Kantor Golkar)
* Depan Pabrik Cerutu, masih satu Jalan dengan Gado-gado Teteg
* Lotek Juara Indonesia, Pojok seberang PT. Sarihusada
* Lotek Depan Jalan Masuk samping UPN
* Lotek, dekat Radio GERONIMO
GUDEG
* Gudeg Campur Sari , Batas Kota
* Gudeg Bu Amat Lor Selokan mataram ( Lor Kehutanan, Belakang Artha)
* Gudeg encer Depan Toko Gunung Agung Tugu (setelah jam 21.00)
* Gudeg Wijilan (selatan plengkung Wijilan, nomor 2 dari arah utara)
* Gudeg Juminten, sebelah barat Tugu
* Gudeg lesehan, sebelah barat Bioskop Permata
* Gudeg Bu Tjitro, sebelah kiri, pertigaan masuk ke bandara Adisucipto
BAKSO
* Bakso Kauman, disamping perempatan kauman/nggerjen, dari arah ngasem ke Alun-alun Utara, bakso gorengnya enak.
* Bakso Cak Mahmud, Jl. Kusumanegara
* Bakso Cak Karno, Pugeran, antar Pojok Beteng Kulon dan Plengkung Gading
* Bakso urat Pak Brewok, jalan AM Sangaji
* Bakso urat PakTembong, Jl. Juminahan, jagalan
PECEL
* SGPC bu Wiryo deket peternakan
* SGPC teknik, Bulak Sumur
SIOMAY
* mang Mudi, deket perempatan Kentungan
* mang Mudi lagi, barat Auditorium Grha Sabha
* Siomay jakarta, barat Purna Budaya (Yang jualan keren, pakai HP segala)
* Siomay depan SMP 5 (Yang jualan kembar loh)
IKAN BAKAR/GORENG
* Moro Lejar, Cangkringan, Sleman, setelah Pakem, dekat Kali Kuning itu
* Numani, Prapatan Ringroad ke arah Parangtritis/Imogiri ke selatan 500 m
* Ikan bakar Kulone Unisi kulon
* Ikan bakar, perempatan SGM kekanan (belakang bon-bin Gembiroloko)
MARTABAK TELOR/MANIS
* Didekat/samping pintu masuk Mandala Krida
* Martabak Bandung depan Gedung Wanita
* Martabak Telor puyuh depan Gardena (siang jam 10.00)
PEMPEK
* Ny. SUKAMTO, belakang/samping toko ramai
SEA FOOD
* Tio-Ciu, Jl. Sudirman, Gondalayu (dekat Hotel Santika)
* Pak Djenggot, Depan RS. Bethesda, Jl. Sudirman
*DIK BAGONG RESTO.DEPOK BEACK(ENAG2,pet diskon neh,,,hub 081328000807 haa promosiiZ)
LAIN-LAIN
* Bakpia Pathok 75, Jl. Pathuk
* Kepala Kakap di rumah makan Padang Jl. Diponegoro
* Teh Poci (teh, jae dan gula batu), Baratnya Galleria, Jl. Sudirman, Sagan kidul
* Angkringan nasgithel, ngarep SGO jalan mBantul.
* Lidah kambing goreng, jalan Kaliurang km7 wetan pasar Colombo. Mung bukak sore, rodo wengi sithik wis enthek.
* Juadah lan tempe bacem, Kaliurang, cedak protelon sing nek ngiwo nggone vila-vila kae lho!
* Jajanan pasar ning pasar Lempunyangan.
* Abon Di Jl. Wijilan 37 (pusat oleh-oleh) enak tenannn…ada usus goreng, intip goreng, jamur goreng..
* Ceker bakar…..!! Angkringan ngarep Menwa lan ngarep Panti Rapih
* Telor Asin, tanjakan Jl. Wirobrajan
* Aneka es krem, sebelah kanan bioskop Ratih
* Wedang Ronde, sebelah Harian Kedaulatan Rakyat
kalau ada yang mau nambahin silahkan nambah, gak bayar kok.. ngahahahh..
Nominasi makanan2 DJOGYA
Lilin Padam
Bergema bisikan sunyi di balik secercah cahaya
Namun, apadaya diri ini?
Terdiam begitu saja, menatap lembaran memori penuh kepedihan
Seperti patung di lembah hitam
Dulu… lampau adalah ingatan abadi
Yang terukir di batu-batu kokoh
Oleh kaum tertindas
Dengan kedua tangan mereka yang rapuh
Kini..
Cahaya-cahaya itu tampak meredup
Hingga padampun menghampiri
Aku membeku tanpa petunjuk,,
Memilah-milah impian yang berkecamuk dalam jiwaku
Terlalu rumit! Menggemuruh detak jantungku
Kutemukan sedikit harapan
Meraba-raba dalam gelap
Mencari-cari lilin yang padam
Diam kembali
Sejenak kupikir kata itu,
Jika aku adalah cahaya…
Kan kuterangi hidup ini dengan sinarku
Mengulurkan tanganku untuk kaum yang terbuang
Tersenyum indah, meski kepedihan menghampiri
ILMU PENYEJUK JIWA
Jatuh ...
Sakit dalam balutan kedustaan semata,
aku melihat gemerlap dunia melingkupi kami_para remaja
aku berada di dalamnya ,,
aku sesak, meronta, mendengar bisikan dari tepi2 hatiku
tapi,,separoh jiwaku tlah larut didalamnya,,,
terombang-ambing seperti kayu lapuk di tengah lautan tak bertuan
maukah angin membawaku ke tempat dimana aku bisa damai?
tak perlu aku mendengar jawabmu angin karena ada jawaban sendiri yang kuat
lalu kukais ilmu ,,
lembaran samudra yang takkan pernah habis ditelan masa..
hidup sudah terlukis dan terpahat di situ ,
tentu bukan suatu takdir, karena tak dapat aku membaca takdir-Mu, Tuhan
hidup itu adalah jalan yang membawa kami ke kedamaian sesungguhnya, bukan hanya kedustaan
dimanakah ia??
si ilmu penyejuk jiwa?
di lembaran inikah Tuhan?
jika memang iya, pasti hati takkan berdusta, karena nurani tak dapat berdusta
kuambil sebuah daun hijau ,,
"Bacalah"
Sejak itu bacalah dan bacalah ia,
tenggelamlah diri ini,
dalam nafas keteguhan.
###
BANGKIT !
Desiran rumput-rumput ilalang berteriak,
Bangkit !
Bagai aliran air yang deras
menerjang karanr-karang kokoh
putih bersih membuih,..
Bangkit !
Bagai jembatan di atas sungai
menopang jutaan makhluk berakal
dan batu-batu diam ternganga
Bangkit !
Lukis bara api di hatimu,
Tumbuhkan mimpi besar dalam hidupmu
Jadilah kau pribadi hebat yang tangguh
Bangkit !
dari matimu...
dari kegetiran dan pilumu...
Bangkit ! Bangkit ! Duhai insan berakal .
GELORA MEMORI
Dulu…. saat diri ini masih begitu rapuh, berkemul di balik selimut selembut sutra,
Kumerengek dalam dekapan sang bunda, memberikan isyarat,
Kata-kata sederhana terucap dari bibir mungilku..
“Mam…”
Hanya satu kata untuk mendapat suapan dari sang bunda
Detik demi detik kulalui dengan gelora antusiasku,
Tingkah demi tingkah membuat bibirku tersenyum lebar,
Kaki-kaki mungilku melangkah setapak demi setapak,
Oleh bimbingan bundaku yang selalu setia tanpa lelah
Kini….kuberanjak menjadi bocah yang ingin mengenal siapa bunda dan ayahku,
Nama-nama yang melekat pada diriku dan pada ayah bundaku,
Kulihat begitu banyak orang di sekelilingku..bunda, ayah, kakak, dan teman-temanku,
Berbagai kata dan bahasa masuk dalam memoriku,
Kuucap, kutiru, begitu indah dan baru
Kala diri ini menginjak masa di mana aku berbaur dengan teman-temanku
Merasai betapa pentingnya keluarga bagiku, anganku melambung…
Meraih nilai-nilai yang dituturkan oleh ayah bundaku
Dan akan selalu ku ukir di benakku, dan tingkahku kini dan nanti,
Dan kelak saat ku mulai dewasa….
Ku tahu apa yang harus ku lakukan,
Mewujudkan impianku, menjalin relasi dengan semua orang,
Memaknai apa arti hidup ini,
Hingga kepribadian melukis jiwaku,
Dan berdiri tegak di atas kaki sendiri.
Back song : “Pelangi di Matamu”
Sebuah puisi yang menggambarkan Tahapan Sosialisasi.
Pembimbing : Ibu Imelda Agustini, S.Pd.
5 Februari 2010
Born 2 Be Jomblo
ini cerita pantes kalian baca ,trutama bagi cew/cow yang masi membara soal apa it CINTA.cinta lah yang membuat segalanya hidup,dari cinta semangat tumbuh,dalam cinta buih buih kehidupan pun membuka,,,ini bukan rahasiaa,ini tak asing tuk d ungkap,smua tau ,walau cinta yang tak tau kita.
Ini nggak mungkin kenyataan!
Kalo aja cowok di depan rumahku ini nggak menatapku terus menerus, aku pasti udah menampar mukaku sendiri untuk mengetesnya.
Ini pasti mimpi! Nggak mungkin seorang Lando si cowok motor yang bulan lalu dapetin penghargaan Coverboy Favoritdari majalah super beken, sekarang ada di depan pintu rumahku dengan bunga mawar merah di tangannya… Yang jelas… aku nggak mau ini terjadi!
Bukan karena aku nggak suka (Alooow! Cewek cacat mental mana yang bisa nolak pesonanya Lando?) tapi karena…
“Siapa, Tet?” Ibuku tergopoh-gopoh dengan daster kumalnya dan muka berminyak baru bangun tidur.
Oh, no! no! Tuhan, bila kau mau membunuhku bukan begini caranyaaaa…
“Bu-bukan siapa-siapa, Ma!” kataku cepat-cepat sambil ngasih isyarat ke Lando untuk pergi.
Coverboy itu ngegeleng keras kepala. Sekarang aku percaya sama pepatah yang bilang, ketampanan seseorang bisa dituker sama kepinteran. Bisa jadi Lando seganteng ini karena udah bikin perjanjian sama setan dan menukarkan separuh otaknya.
“Pergi!” bisikku memohon. Percaya deh! Mengusir cowok paling keren seangkatan dari rumahmu bukan hal yang gampang!
Mata tajam dan alis tebal Lando hampir aja mempengaruhiku.
“Rhein? Kenapa?” mungkin cowok ini sekarang lagi bertanya-tanya kenapa bisa cewek sejelek aku menolak mawar darinya.
“Teeet!” bentakan Papaku membuatku mundur. Aku berbalik dan mendapati Papaku dengan sarung favoritnya yang bolong-bolong itu tengah berdiri tegak, nggak memakai kaosnya.
Mati gw… watchau, dunia, selamat tinggal!
“Siapa itu?” tanya Papa dengan suara Bataknya yang menggelegar.
Lando, dengan segenap rasa beraninya yang tinggal tersisa sedikit itu, maju selangkah dan tersenyum ke arah Papa.
“Pagi, Om!” permulaan yang salah. Papa benci dipanggil Om karena itu mengingatkannya sama usianya yang udah tua. “Saya Lando, temen Rhein. Coverboy.” Seakan-akan fakta punya tampang super keren itu, bisa ngerubah mata Papa yang mulai menyipit muak.
Pertengahan yang salah. Aku menghela napas, dan menahan sesak.
“Saya cuma mau nganterin mawar ini.” Lando dengan senyum dibuat-buat yang dibalas masam sama Papa dan Mama.
Aku menggeleng putus asa. Akhir yang saaaangat salah!
“Oh, jadi pengantar barang? Bagus, kamu bisa pulang sekarang.” Papa sambil ngebanting pintu depan idungnya.
Mau nggak mau mataku udah berkaca-kaca duluan waktu ngedenger bunyi motor ninja RR Lando menjauh.
See?!
Udah cukup memalukan mendapati cowok keren mau bersusah payah ke rumahku yang ada di tengah kampung, mengetuk pintu rumahku yang bobrok, menemukan Papa cuma dengan sarung kucelnya… Sekarang, Papa pun mengusir cowok itu!
Ya, ampuuun! Ups, belum cukup juga kayaknya neh?
Papaku menatapku garang. “Kamu harus fokus sama sekolah! Sekarang kan lagi ujian! Ngerti?”
Dunia ini gila atau apa?! Aku sudah kelas dua SMA, meeen! Teman-temanku biasa didatangin pacarnya tiap Sabtu… Sementara aku? Pacaran pun nggak pernah! Dan Lando itu kan bukan cowokku… Eee, tapi kan aku ini lebih fokus daripada siapapun! Yeah! Seakan juara satu di kelas unggulan aja nggak cukup!
“Udahlah, Tet! Cowok gampang dicari lagi!” Mamaku mengusap pipiku yang berurai airmata.
Cowok gampang dicari. Kata-kata itu nggak berlaku bagiku. Ya, ampun! Mama pikir aku secantik apa? Apa dia nggak bisa nerima kenyataan kalo anaknya cuma punya tampang pas-pasan? Ada satu cowok nyangkut aja udah amazing banget! Apalagi kali ini cowok KEREN!
Mama nggak ngerti. Tentu aja Mama nggak akan ngerti. Gimana rasanya jadi cewek berbadan bongsor di tengah para model di sekolahku. Gimana rasanya punya wajah bulat penuh lemak yang selalu ditempeli jerawat.
Aku mendesah putus asa. Mungkin memang tak ada lagi jodoh yang tersisa untukku.
ooOoo
Gimana sih rasanya cinta?
“Kayak ada di awang-awang… Hm…” itu kata David, cowok klub sastra kelas sebelah.
“Hitam. 500 cc. Empat tak.” Ini komentar Dix, cowok gothic yang terkenal sama bengkel motornya.
“Indah. Bagaikan oase di tengah padang pasir.”
Nah! Kalo ini katanya Edgar, cowok sok puitis yang sering tebar pesona ke kelas orang.
“Rasa sop kecoa.”
Ah, ini mah celetukannya Lucas yang kayaknya emang udah ngerasain berbagai macam makanan, dan konon punya resep rahasia biar tetep kurus meski makan mulu.
“Hm…. Ng…. Aaa… Hhhh… apa yak pertanyaannya?” Ezra yang suer banget lemotnya ngalahin Oneng itu, gayanya sambil miringin kepalanya.
“Eee, apa penting ya?” Zein yang dingin sedingin kutub utara, malahan balik nanya dan melengos, nerusin bengongnya yang tertunda.
Cowok-cowok dalam rubrik Cute Boys on Talk yang baru kuwawancarai ini, boleh ngaku kalo mereka ganteng… tapi mereka semua PAYAH karena udah mengungkapkan sesuatu yang salah!
Karena besoknya, seperti yang sudah diramalkan oleh majalah Times, Gadis, Aneka Cemerlang, eeh, yang terakhir ini udah mendiang ya? Pendeknya, berbagai media massa lainnya, Lando langsung nyuekin aku.
See? Inilah cinta. Kau bisa berlari mengejarnya, tapi begitu terjatuh sekali… bye-bye!
Aku tertunduk lesu di seberang jalan sepulang sekolah. Lando baru aja lewat dengan cewek baru di boncengannya. Hampir aja aku mengejar motornya dan ngelakuin hal gila, jambak cewek itu, misalnya. Untung aku inget, kalo sekarang lagi nungguin sobatku.
“Hei, bengong aza, ah!” seru Shelly sambil ngegandeng tangan Ezra. Yeah… salah satu cowok beken di sekolah itu loh. Cowok lemot yang kalo dipikir-pikir bener-bener ngegemesin.
“Chelly Cay, emang kita gak jadi nonton DVD di rumah gw ya? Kok nyapa dia sih?” tanya Ezra cemberut.
Shelly mencubit pipi cowok itu sebelum menepuknya. Aduuuh! Lagi ujian semesteran gini masih aja pacaran! Lagian apa ka si lemot tadi, Chelly Cay? Fheeew, segitunya dicadel-cadelin?
“Gini, Zie… gw sama Ezra mau nonton di…”
“Okey. Gapapa. Gw bisa pulang sendiri,” potongku dengan senyum dipaksa. Dan terus tersenyum gitu sampe Shelly pergi.
Aku melototin Ezra kesel. Cowok lemot nyebelin! Gimana bisa cowok kayak gitu jadian sama Shelly yang berkawat gigi, berkulit hitam dan penuh jerawat?! Eeee, tapi meskipun gitu-gitu juga, Ezra sayang banget sama Shelly. Apapun yang ntu cewek mau, pasti dikasih. Dan selalu cemburu kalo ada cowok yang deket-deket Shelly.
Gimana ya rasanya dicemburuin? Aku pengen jadi Shelly. Pasti rasanya indah banget disayang sama orang sampe segitunya. Khayalku berhenti waktu aku sadar sesuatu yang aneh. Aku iri. Ya, ampun! Ini malu-maluin! Aku iri sama pasangan aneh itu? Gilaaa meeen!
Kurasa aku harus ke psikiater. Setelah menyia-nyiakan Lando, sekarang aku iri sama Shelly dan Ezra. Selanjutnya apa? Berubah cita-cita jadi Sailormoon? Rasa-rasanya aku harus pasrah deh dengan masalah nggak-akan-punya-cowok ini.
Sambil ngehela napas capek (aku bener-bener capek sama hubungan cewek-cowok!) aku menaiki angkot. Cuma beberapa meter sebenarnya, tapi lagi males jalan kaki dengan otak bete.
“Stooop, pinggiiir!” teriakku selang sesaat.
Waktu mau nyari uang di tas, tanganku menemukan sehelai kertas bertuliskan… Maaf. Rasanya kita nggak akan bisa jadian deh. Bukan karena bokap-nyokap loe, tapi karena kita nggak klop aja. Lando.
Aku mendengus cuek. Meski otakku terus memikirkannya. Ah, ya! Tentu aja… betapa egoisnya aku menyalahkan Mama-Papa padahal cowok-cowok itu nggak mau karena masalahnya ada pada diriku sendiri.
Gw gak peduli! Jeritku dalam hati walau mataku berlinang airmata. Aku mengeluarkan tanganku dari jendela dengan marah untuk membuang kertas itu jauh-jauh. Tapi…
JEDUG! BRAK!
Cekiiit! Tiiin, tiiin! Ups? Sebuah motor GP 500 tergeletak dengan pengendaranya. Karena aku! Tepatnya karena mo ngehindar tanganku yang ngulur cuek dari jendela angkot?
“Maaf! Maaf!” Aku loncat dari angkot, ngeburu korban gara-gara diriku. Aduh! Motornya keren banget! Aku teringat sama obrolan Ezra, motor kayak gini harganya bisa dua-tiga ratus juta. Aduh! Mati deh! Semoga motornya nggak rusak!
Tapi perhatianku ke motor GP itu langsung tersita begitu ngeliat tetesan darah dari sudut-sudut mulut cowok itu. Aw! Aku meringis begitu ngeliat lukanya. Berbaret! Aku ngelirik kerikil-kerikil tajam yang ada di bawahku… ya ampun! Pasti sakit banget!
“Panas. Pipi gw panas.” Gumam cowok itu tenang meskipun wajahnya sekarang udah belepotan darah. Buru-buru aku lari ke warung terdekat dan kembali lagi dengan air es.
Tanpa babibu dan pikir panjang, aku coba bantu dia buat bersihin lukanya. Perasaanku ngeri banget. Beberapa saat aku menunggu cacian keluar dari mulut cowok itu. Hmm, pasti sebelumnya tampangnya cakep banget. Lebih cakep dari Lando bahkan siapapun deh. Tapi itu dulu. Sebelum ketemu aku.
Aku cuma bisa berdoa semoga luka itu nggak berbekas.
“Dingin.” Komentar cowok itu lama. “Nama loe siapa?” cowok itu mengamati seragam batik sekolahku.
“Azzie. Maaf ya, maaf!” ulangku gugup sekali.
“Biasa aja kenapa sih? Lagian ini salah gw juga kok. Nggak pake helm. Azzie… hm… kelas berapa?” pertanyaannya bikin aku deg-degan.
Prasangka demi prasangka mulai bermunculan. Ah, masa sih cakep-cakep gini mau ngaduin gw ke sekolah? Tapi… bisa aja! Dia kan cakep, pasti dia ngerasa dirugiin sama luka ini!
“Se-sepuluh enam,” desisku kaku.
Cowok itu ketawa dan langsung berhenti sedetik kemudian. Kayaknya dia kesakitan! Aku buru-buru menghampirinya, kepingin mencermati kondisinya dari jarak lebih dekat. Tapi… uuups! Aku tersandung kaki sendiri, maka tak pelak lagi seember air es tumpah tepat di kepala cowok itu.
“Maaf! Maaf! Maaf!” kataku berulang-ulang. Tapi cowok itu cuma memamerkan gingsulnya dan senyuman super manis itu muncul.
“Cewek unik.” Gumamnya sambil mengusap mataku yang masih sembab pake saputangan. “Kenapa nangis?”
“Gw bener-bener heran sama orang yang bikin loe nangis… cewek itu kan diciptakan dari tulang rusuk cowok. Bukan dari tulang kaki sebagai bawahan atau pembantu. Bukan juga dari kepala, sebagai atasan kaum cowok. Tapi dari tulang rusuk. Dekat dengan lengan untuk dilindungi. Dekat dengan hati untuk dicintai…”
Kata-katanya indah. Membuatku hampir simpati… kalo aja aku nggak inget pergi les.
“Ah! Gw mau les dulu! Maaf ya? Dah!” aku melambaikan tangan sambil menjauh.
“Nama gw Ksatria.”
“Ha? So wooot gitu loooh?” Tapi cowok itu cuma nyengir sekilas, ngasih liat gigi depannya yang berjejer rapi.
“Biar loe bisa nyebut nama gw di mimpi.” Cowok gila!
ooOoo
Ujian smester udah lewat… yang paling nyedihin, liburannya pun udah lewat. Segerombolan anak kelas sepuluh ngumpul di depan kelasku.
“Ada apa?” tanyaku ke arah Shelly yang bertampang kuyu.
Hehehe… tau gak, dia udah putus lho sama Ezra. Aku tau, kejam banget berbahagia di atas penderitaan orang. Tapi, asyik kan? Jomblo rame-rame!
“Loe sih, kemaren kesiangan sampe nggak dibolehin masuk… jadi nggak tau kan ada anak baru lagi di kelas kita.”
“Namanya siapa?” tanyaku penasaran.
“Dia nggak mau nyebutin nama. Tiap ditanya, selalu ngehindar. Kelas kita kan nggak ada perkenalannya. Mana kemaren cuma upacara doang, jadi kita nggak tau namanya di daftar absen…”
“Tuh, dia tau nama gw!” Sosok tinggi mendadak muncul di depan hidungku, langsung menuding ke arahku.
Aneh, mendadak juga semua orang, termasuk Shelly pamit mundur dari hadapanku. Cuma ada dia. Oh, my God! Apa mungkin dia ke sini untuk balas dendam? Apa dia sejahat itu? Tapi di komik-komik kan sering muncul yang kayak gitu!
“Maaf! Maaf! Maaf!” seruku menyesal waktu Ksatria mendekat.
Mau meninjuku? Menyilet-nyilet mukaku? Aduuuh, jangan dong! Nggak disilet pun tampangku udah nggak laku…
“Ngucapin sesuatu tuh sekali aja! Bakal lebih terasa feeling-nya.”
Dia seperti mo ngebisikkin sesuatu di telingaku. Watchaaau, ini gilaaa meeen! Mendingan buru-buru cabut. Aku gak nyesel ngehindarin cowok seganteng apapun. Sekarang aku sudah nyadar, jomblo sejak lahir sampai waktunya tiba, gak masalaaah!
Aku yakin seyakin-yakinnya, Allah itu Maha Kasih. Dia tentu sudah merencanakan segalanya yang terbaik buatku
PUTRA PUTRI INDONESIA DI PUNDAKMULAH BANGSA INI BERDIRI
Menilik dari kegencaran kaum muda dalam mencari jati diri mereka saat ini mungkin sedikit mengejutkan. Mereka memang bagian dari sendi-sendi masa depan bangsa ini, namun tidak sedikit dari mereka yang mengonsumsi budaya bangsa lain, terlebih budaya barat dalam keseharian mereka. Mulai dari food, fashion, dan fantasy,, yang jika terlalu over menjadikan amat berseberangan dengan budaya bangsa Indonesia. Padahal bangsa Indonesia memiliki identitas sendiri yang sebenarnya bila sungguh-sungguh diterapkan akan menjadikan bangsa ini disegani oleh bangsa lain. Sebagai contoh budaya berbahasa dan berbagai tarian serta nyanyian asli bangsa ini.
Putra-putri Indonesia akhir-akhir ini banyak yang tidak kritis. Lihat saja pada polemik politik yang sudah menjadi pandangan negatif bagi mereka. Hal itu tidaklah patut dipertanyakan karena realitanya banyak pejabat negara yang menyalahgunakan kekuasaan dan jabatannya. Sungguh hal ini begitu memprihatinkan. Bagaimana mungkin putra-putri Indonesia punya keinginan yang cukup untuk ikut andil dalam hal ini??
Permasalahan di atas hanyalah sedikit contoh dari realita keadaan generasi muda Indonesia saat ini. Oleh karena itu, dibutuhkan tanggung jawab yang besar dari Putra-putri Indonesia yang berupa sikap kritis (tanggap terhadap isu-isu) serta berdaya pikir positif, kreatif, inovatif, dan memiliki kewibawaan dalam kepemimpinan minimal bisa menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Hal itu akan mengilhami orang lain untuk meneruskan sikap dari suatu pribadi hebat yang tangguh. Putra-putri Indonesia adalah pribadi yang unggul, dan di pundak merekalah bangsa ini berdiri di atas kaki sendiri. Kita percaya bahwa mereka mampu menjadi tonggak bagi tanah air tercinta.<greechaa>